This article is from the source 'guardian' and was first published or seen on . It last changed over 40 days ago and won't be checked again for changes.

You can find the current article at its original source at https://www.theguardian.com/cities/2016/dec/06/komunitas-lgbt-jakarta-lebih-parah-dari-senjata-nuklir-kami-cuma-ingin-diterima-kok

The article has changed 4 times. There is an RSS feed of changes available.

Version 0 Version 1
Komunitas LGBT di Jakarta: ‘Lebih parah dari senjata nuklir? Kami cuma ingin diterima kok’ Komunitas LGBT di Jakarta: ‘Lebih parah dari senjata nuklir? Kami cuma ingin diterima kok’ Komunitas LGBT di Jakarta: ‘Lebih parah dari senjata nuklir? Kami cuma ingin diterima kok’
(about 5 hours later)
Tahun 2016 adalah tahun dimana diskriminasi terhadap komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender terlihat semakin terang-benderang. Saat ini, Mahkamah Konstitusi (MK) sedang mempertimbangkan uji materil beberapa pasal dalam Peraturan Hukum Pidana atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang nantinya akan bisa dipakai untuk menghukum pelaku hubungan seksual sesama jenis.Tahun 2016 adalah tahun dimana diskriminasi terhadap komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender terlihat semakin terang-benderang. Saat ini, Mahkamah Konstitusi (MK) sedang mempertimbangkan uji materil beberapa pasal dalam Peraturan Hukum Pidana atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang nantinya akan bisa dipakai untuk menghukum pelaku hubungan seksual sesama jenis.
Kelompok konservatif Islami yang melayangkan petisi ini, Aliansi Cinta Keluarga, berpendapat bahwa hukum di Indonesia seharusnya mengandung nilai-nilai yang berlawanan dengan nilai-nilai liberalisme yang dipeluk oleh masyarakat Barat sana. Patrialis Akbar, salah satu hakim di MK, mengatakan: “kebebasan dibatasi nilai-nilai moral. Kemudian dibatasi nilai-nilai agama … Kita sangat berbeda karena kita bukan negara sekuler. Negara ini mengakui agama.”Kelompok konservatif Islami yang melayangkan petisi ini, Aliansi Cinta Keluarga, berpendapat bahwa hukum di Indonesia seharusnya mengandung nilai-nilai yang berlawanan dengan nilai-nilai liberalisme yang dipeluk oleh masyarakat Barat sana. Patrialis Akbar, salah satu hakim di MK, mengatakan: “kebebasan dibatasi nilai-nilai moral. Kemudian dibatasi nilai-nilai agama … Kita sangat berbeda karena kita bukan negara sekuler. Negara ini mengakui agama.”
Kementerian Komunikasi dan Informatika, bersama Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian Agama dan kelompok Majelis Ulama Indonesia (yang mengeluarkan fatwa [bagian dari hukum Islam] menentang aktivitas yang berkaitan dengan LGBT), mencanangkan pemblokiran aplikasi pencari kencan sesama jenis seperti Grindr. Rencana ini terjadi beberapa bulan setelah emoji atau stiker yang berkaitan dengan relasi sesama jenis dihapus dari aplikasi pesan singkat yang populer di Indonesia.Kementerian Komunikasi dan Informatika, bersama Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian Agama dan kelompok Majelis Ulama Indonesia (yang mengeluarkan fatwa [bagian dari hukum Islam] menentang aktivitas yang berkaitan dengan LGBT), mencanangkan pemblokiran aplikasi pencari kencan sesama jenis seperti Grindr. Rencana ini terjadi beberapa bulan setelah emoji atau stiker yang berkaitan dengan relasi sesama jenis dihapus dari aplikasi pesan singkat yang populer di Indonesia.
Tahun ini saja, beberapa pejabat publik mengatakan bahwa “tidak ada ruang” bagi pergerakan kelompok LGBT di Indonesia, bahwa pergerakan itu lebih parah dari bom nuklir dan orang-orang yang tergabung dalamnya dilarang masuk ke dalam lingkungan kampus. Pada Februari silam, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendesak Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNDP) untuk tidak membiayai organisasi yang memfasilitasi “kampanye” LGBT. Beberapa hari setelah itu menyusul pernyataan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia bahwa orang yang mengidentifikasi diri sebagai LGBT bisa disebut “orang dengan masalah kejiwaan” yang harus disembuhkan.Tahun ini saja, beberapa pejabat publik mengatakan bahwa “tidak ada ruang” bagi pergerakan kelompok LGBT di Indonesia, bahwa pergerakan itu lebih parah dari bom nuklir dan orang-orang yang tergabung dalamnya dilarang masuk ke dalam lingkungan kampus. Pada Februari silam, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendesak Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNDP) untuk tidak membiayai organisasi yang memfasilitasi “kampanye” LGBT. Beberapa hari setelah itu menyusul pernyataan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia bahwa orang yang mengidentifikasi diri sebagai LGBT bisa disebut “orang dengan masalah kejiwaan” yang harus disembuhkan.
Tapi laporan terburuk yang semakin menggarisbawahi bahwa konservatisme semakin kuat untuk membatasi bahkan mengancam kehidupan Komunitas LGBT di Indonesi diterbitkan pada Agustus lalu. Human Rights Watch menurunkan reportase setebal 91-halaman mengenai masalah ini, dimana Anda bisa membaca kisah seorang trans, atau yang biasa dikenal waria, di kota Yogyakarta yang diserang oleh tujuh pria saat berjalan pulang di bulan Februari.Tapi laporan terburuk yang semakin menggarisbawahi bahwa konservatisme semakin kuat untuk membatasi bahkan mengancam kehidupan Komunitas LGBT di Indonesi diterbitkan pada Agustus lalu. Human Rights Watch menurunkan reportase setebal 91-halaman mengenai masalah ini, dimana Anda bisa membaca kisah seorang trans, atau yang biasa dikenal waria, di kota Yogyakarta yang diserang oleh tujuh pria saat berjalan pulang di bulan Februari.
Anda juga akan membaca mengenai penutupan paksa madrasah untuk perempuan-perempuan transgender di kota yang sama – sebuah tempat yang menjadi suaka dan rumah bagi banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.Anda juga akan membaca mengenai penutupan paksa madrasah untuk perempuan-perempuan transgender di kota yang sama – sebuah tempat yang menjadi suaka dan rumah bagi banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Dalam satu tahun ini, diskriminasi itu secara tidak langsung maupun langsung didukung oleh sikap pejabat publik Indonesia lewat sanggahan, kebijakan maupun diam yang sama mencekamnya.Dalam satu tahun ini, diskriminasi itu secara tidak langsung maupun langsung didukung oleh sikap pejabat publik Indonesia lewat sanggahan, kebijakan maupun diam yang sama mencekamnya.
Akan tetapi bulan lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan komitmennya untuk melindungi kelompok-kelompok minoritas yang teancam lewat wawancara beliau dengan BBC. Ketika ditanya pendapat soal uji materil di MK, ia berkata bahwa hukum yang sudah tidak usah diubah dan polisi harus siap siaga melindungi kelompok manapun dari kekerasan. “Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siapa pun,” tegasnya.Akan tetapi bulan lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan komitmennya untuk melindungi kelompok-kelompok minoritas yang teancam lewat wawancara beliau dengan BBC. Ketika ditanya pendapat soal uji materil di MK, ia berkata bahwa hukum yang sudah tidak usah diubah dan polisi harus siap siaga melindungi kelompok manapun dari kekerasan. “Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siapa pun,” tegasnya.
Pernyataan tersebut sayangnya tidak dibarengi oleh peraturan-peraturan yang menjamin kesetaraan hak bagi kaum LGBT di Indonesia. Dalam perundingan mengenai program New Urban Agenda yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa pada bulan lalu, Indonesia dan 16 negara lainnya meminta agar kelompok LGBTQ dihapus dari daftar “kelompok yang rentan” yang tidak boleh didiskriminasi.Pernyataan tersebut sayangnya tidak dibarengi oleh peraturan-peraturan yang menjamin kesetaraan hak bagi kaum LGBT di Indonesia. Dalam perundingan mengenai program New Urban Agenda yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa pada bulan lalu, Indonesia dan 16 negara lainnya meminta agar kelompok LGBTQ dihapus dari daftar “kelompok yang rentan” yang tidak boleh didiskriminasi.
Sebagai kota yang padat dan penuh keragaman, Jakarta juga menjadi tempat tumbuhnya advokasi dan kelompok-kelompok komunitas, termasuk Suara Kita (yang juga menyediakan suaka) dan juga Arus Pelangi. Kota ini juga bisa menjelma sebagai sebagai panggung yang secara terang-terangan memberikan tempat bagi perjuangan hak-hak kesetaraan untuk kelompok LGBT.Sebagai kota yang padat dan penuh keragaman, Jakarta juga menjadi tempat tumbuhnya advokasi dan kelompok-kelompok komunitas, termasuk Suara Kita (yang juga menyediakan suaka) dan juga Arus Pelangi. Kota ini juga bisa menjelma sebagai sebagai panggung yang secara terang-terangan memberikan tempat bagi perjuangan hak-hak kesetaraan untuk kelompok LGBT.
Salah satunya menjadi tempat perayaan Hari Melawan Homophobia, Biphobia dan Transphobia Internasional, demonstrasi di Jakarta Pusat yang diadakan tahun lalu untuk menuntut proteksi hak-hak LGBT. Tapi tahun ini, spanduk-spanduk tandingan dibentang lebar oleh kelompok konservatif dan pendemo menyerukan penolakan terhadap Asean Literary Festival karena telah “mempromosikan komunisme dan nilai-nilai LGBT”.Salah satunya menjadi tempat perayaan Hari Melawan Homophobia, Biphobia dan Transphobia Internasional, demonstrasi di Jakarta Pusat yang diadakan tahun lalu untuk menuntut proteksi hak-hak LGBT. Tapi tahun ini, spanduk-spanduk tandingan dibentang lebar oleh kelompok konservatif dan pendemo menyerukan penolakan terhadap Asean Literary Festival karena telah “mempromosikan komunisme dan nilai-nilai LGBT”.
Saya penasaran – di tengah tekanan yang kerap meningkat dari kelompok-kelompok garis keras – untuk mengetahui apabila kaum LGBT di Jakarta merasa bahwa kota ini masih aman bagi mereka atau tidak dan juga apakah mereka masih menyimpan harapan bagi masa depan.Saya penasaran – di tengah tekanan yang kerap meningkat dari kelompok-kelompok garis keras – untuk mengetahui apabila kaum LGBT di Jakarta merasa bahwa kota ini masih aman bagi mereka atau tidak dan juga apakah mereka masih menyimpan harapan bagi masa depan.
Gita, 24, auditor internalGita, 24, auditor internal
Gue kabur dari rumah setelah nyokap ngusir gue dua kali, bokap gue ngebandingin gue sama binatang dan om dan tante gue bilang gue ngelanggar hukum. Semua cuma karena orang tua gue tahu tentang hubungan gue dengan cewek gue.Gue kabur dari rumah setelah nyokap ngusir gue dua kali, bokap gue ngebandingin gue sama binatang dan om dan tante gue bilang gue ngelanggar hukum. Semua cuma karena orang tua gue tahu tentang hubungan gue dengan cewek gue.
Orang tua gue udah ngasih gue dua pilihan, antara putus sama cewek gue atau cabut dari rumah. Walaupun gue milih opsi kedua, mereka masih berusaha mencegat gue. “Mending kamu gak punya kaki tangan daripada begini,” nyokap gue bilang. Walaupun keluarga gue gak relijius, mereka mulai melempar ayat-ayat Alkitab ke gue – berharap kalo gue dapet pesannya: Kalo gue udah berdosa.Orang tua gue udah ngasih gue dua pilihan, antara putus sama cewek gue atau cabut dari rumah. Walaupun gue milih opsi kedua, mereka masih berusaha mencegat gue. “Mending kamu gak punya kaki tangan daripada begini,” nyokap gue bilang. Walaupun keluarga gue gak relijius, mereka mulai melempar ayat-ayat Alkitab ke gue – berharap kalo gue dapet pesannya: Kalo gue udah berdosa.
Jadi gue kabur dan pergi ke Suara Kita buat menetap di sana. Sekarang gue tinggal sendiri dan gue memiliki pekerjaan tetap di Jakarta. Buat bangun sehari-hari dan beraktivitas, gue gapapa sih. Cuma ya terkadang keinget malem-malem itu dan ucapan bokap nyokap gue, dan itu ngebuat gue termenung.Jadi gue kabur dan pergi ke Suara Kita buat menetap di sana. Sekarang gue tinggal sendiri dan gue memiliki pekerjaan tetap di Jakarta. Buat bangun sehari-hari dan beraktivitas, gue gapapa sih. Cuma ya terkadang keinget malem-malem itu dan ucapan bokap nyokap gue, dan itu ngebuat gue termenung.
Gue gak pernah diganggu setiap kali gue jalan sama cewek gue – tapi kita pernah diliatin di kereta.Gue gak pernah diganggu setiap kali gue jalan sama cewek gue – tapi kita pernah diliatin di kereta.
Gue tahu ini gak gampang, tapi gue berdoa biar orang-orang pikirannya makin terbuka, kayak PGI (Persatuan Gereja Indonesia) misalnya, yang ngeluarin rekomendasi biar kita, sebagai pemerintah ataupun masyarakat, harus menerima komunitas LGBT dengan tangan terbuka. Gue berharap yang terbaik.Gue tahu ini gak gampang, tapi gue berdoa biar orang-orang pikirannya makin terbuka, kayak PGI (Persatuan Gereja Indonesia) misalnya, yang ngeluarin rekomendasi biar kita, sebagai pemerintah ataupun masyarakat, harus menerima komunitas LGBT dengan tangan terbuka. Gue berharap yang terbaik.
Kurnia, 30, analis finansialKurnia, 30, analis finansial
Dan dari pengalaman pribadi saya berada dalam komunitas LGBT+ di Jakarta, mungkin lebih banyak suka dibanding duka. Karena berada di dalam sebuah komunitas, apapun itu, membuat diri saya merasa diterima seutuhnya.Dan dari pengalaman pribadi saya berada dalam komunitas LGBT+ di Jakarta, mungkin lebih banyak suka dibanding duka. Karena berada di dalam sebuah komunitas, apapun itu, membuat diri saya merasa diterima seutuhnya.
Di beberapa sisi, Jakarta itu inklusif – sebenarnya lebih ke pola pikir dan karakter masyarakat kota mega/metropolitan aja sih (Jakarta), yang sekarang ini menurut saya cenderung cuek dan egosentris. Iya, karena orang lain cenderung tidak peduli dan bersosialisasi dengan biasa-biasa saja, tanpa label.Di beberapa sisi, Jakarta itu inklusif – sebenarnya lebih ke pola pikir dan karakter masyarakat kota mega/metropolitan aja sih (Jakarta), yang sekarang ini menurut saya cenderung cuek dan egosentris. Iya, karena orang lain cenderung tidak peduli dan bersosialisasi dengan biasa-biasa saja, tanpa label.
Ketika saya tanya beberapa teman (heteroseksual), mereka tetap tidak menginginkan anak atau keluarga terdekatnya ada yang LGBT+, karena alasan agama dan moralitas. Tetapi mereka tidak masalah berteman dengan saya. Bakal beda ceritanya tapi kalau mulai berhubungan sama bermesraan di umum, bukan tidak boleh atau mengganggu, hanya tidak umum.Ketika saya tanya beberapa teman (heteroseksual), mereka tetap tidak menginginkan anak atau keluarga terdekatnya ada yang LGBT+, karena alasan agama dan moralitas. Tetapi mereka tidak masalah berteman dengan saya. Bakal beda ceritanya tapi kalau mulai berhubungan sama bermesraan di umum, bukan tidak boleh atau mengganggu, hanya tidak umum.
Saya bebas berekspresi, tapi tidak berpendapat, atau ketika saya mencoba memberikan pemahaman saya mengenai hak LGBT adalah hak asasi manusia misalnya. Bukannya sama aja dengan hak untuk hidup bebas? Buat bekerja? Buat hidup tanpa didiskriminasi?Saya bebas berekspresi, tapi tidak berpendapat, atau ketika saya mencoba memberikan pemahaman saya mengenai hak LGBT adalah hak asasi manusia misalnya. Bukannya sama aja dengan hak untuk hidup bebas? Buat bekerja? Buat hidup tanpa didiskriminasi?
Hak kesetaraan saya rasa tidak ada hubungannya dengan nilai-nilai kebaratan atau ketimuran. Hak kesetaraan (LGBT+) tidak umum dan baru muncul ke permukaan saja belakangan ini, jadi orang-orang menjadikannya “barat” karena masih asing sifatnya. Kita cuma ingin diterima dan diakui orang lain. Cuma ingin bebas berekspresi tanpa penghakiman atau diskriminasiHak kesetaraan saya rasa tidak ada hubungannya dengan nilai-nilai kebaratan atau ketimuran. Hak kesetaraan (LGBT+) tidak umum dan baru muncul ke permukaan saja belakangan ini, jadi orang-orang menjadikannya “barat” karena masih asing sifatnya. Kita cuma ingin diterima dan diakui orang lain. Cuma ingin bebas berekspresi tanpa penghakiman atau diskriminasi
Dan iya, saya optimis. Karena pada akhirnya dunia berubah, pola pikir manusianya juga berkembang, dan bisa melihat hal ini jauh lebih terbuka. Perubahan tidak terjadi satu atau dua hari, perubahan itu menakutkan untuk sebagian orang. Berada dalam sebuah komunitas membantu saya untuk bisa membawa perubahan itu. Itu harapan dan ketakutan terbesar saya: Kuat tidaknya saya untuk lanjut terus.Dan iya, saya optimis. Karena pada akhirnya dunia berubah, pola pikir manusianya juga berkembang, dan bisa melihat hal ini jauh lebih terbuka. Perubahan tidak terjadi satu atau dua hari, perubahan itu menakutkan untuk sebagian orang. Berada dalam sebuah komunitas membantu saya untuk bisa membawa perubahan itu. Itu harapan dan ketakutan terbesar saya: Kuat tidaknya saya untuk lanjut terus.
Aninda, 18, mahasiswaAninda, 18, mahasiswa
Menjadi seorang wanita dan mengidentifikasi diri sebagai biseksual memiliki arti bahwa saya sering ditanya hal-hal yang tidak sensitif (“Kenapa lo nggak suka cowok aja?”) termasuk juga orang-orang memberitahu saya kalau “palingan ini cuman fase doang.”Menjadi seorang wanita dan mengidentifikasi diri sebagai biseksual memiliki arti bahwa saya sering ditanya hal-hal yang tidak sensitif (“Kenapa lo nggak suka cowok aja?”) termasuk juga orang-orang memberitahu saya kalau “palingan ini cuman fase doang.”
Jakarta terasa lebih aman dulu dibanding kota-kota lain di Indonesia sampai tahun ini ketika perhatian ditujukan bagi komunitas LGBT. Semua orang membenci kita tiba-tiba, mereka yang sebelumnya acuh terhadap keberadaan kita. Sebagai kota metropolitan dengan orang-orang yang beragam, ada banyak komunitas LGBT yang kuat, salah satunya hendak mengedukasi mahasiswa-mahasiswa: SGRC Indonesia (Support Group and Resource Centre on Sexuality Studies).Jakarta terasa lebih aman dulu dibanding kota-kota lain di Indonesia sampai tahun ini ketika perhatian ditujukan bagi komunitas LGBT. Semua orang membenci kita tiba-tiba, mereka yang sebelumnya acuh terhadap keberadaan kita. Sebagai kota metropolitan dengan orang-orang yang beragam, ada banyak komunitas LGBT yang kuat, salah satunya hendak mengedukasi mahasiswa-mahasiswa: SGRC Indonesia (Support Group and Resource Centre on Sexuality Studies).
Waktu Menteri Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi bilang kalau orang-orang LGBT tidak boleh masuk lingkungan kampus, saya merasa terkhianati.Waktu Menteri Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi bilang kalau orang-orang LGBT tidak boleh masuk lingkungan kampus, saya merasa terkhianati.
Saya cuma berharap setidaknya pemerintah tidak meloloskan uji materil untuk mengkriminalisasi hubungan sesama jenis. Saya juga berharap kalau orang-orang Indonesia – atau setidaknya yang ada di Jakarta – akan sadar perlahan-lahan kalau hak mereka dengan hak kami untuk hidup sama, dan supaya mereka berhenti membenci kami lagi dan mulai menerima kita sebagai bagian dari keragaman yang kaya ini.Saya cuma berharap setidaknya pemerintah tidak meloloskan uji materil untuk mengkriminalisasi hubungan sesama jenis. Saya juga berharap kalau orang-orang Indonesia – atau setidaknya yang ada di Jakarta – akan sadar perlahan-lahan kalau hak mereka dengan hak kami untuk hidup sama, dan supaya mereka berhenti membenci kami lagi dan mulai menerima kita sebagai bagian dari keragaman yang kaya ini.
Fajar, 25, analis media and penerjemahFajar, 25, analis media and penerjemah
Di Indonesia komunitas-komunitas LGBT erat hubungannya dengan SOGIEB (sexual orientation, gender identity, expression and body) sebagai wujud ekspresi kebebasan pribadi. Gue adalah bagian dari festival film bertemakan SOGIEB yang diadakan di Jakarta, festival yang kita harus relokasi dan kasih nama baru karena takutnya ada kenapa-napa.Di Indonesia komunitas-komunitas LGBT erat hubungannya dengan SOGIEB (sexual orientation, gender identity, expression and body) sebagai wujud ekspresi kebebasan pribadi. Gue adalah bagian dari festival film bertemakan SOGIEB yang diadakan di Jakarta, festival yang kita harus relokasi dan kasih nama baru karena takutnya ada kenapa-napa.
Gue rasa ini rasanya hidup sebagai orang queer di Jakarta: Kita selalu gak pengen ngebuat orang marah. Dalam jangka panjang, yang kita harapkan tentu integrasi – gak cuman toleransi, gak cuman penerimaan.Gue rasa ini rasanya hidup sebagai orang queer di Jakarta: Kita selalu gak pengen ngebuat orang marah. Dalam jangka panjang, yang kita harapkan tentu integrasi – gak cuman toleransi, gak cuman penerimaan.
Buat kesana butuh waktu dan berjam-jam penuh kecemasan karena semuanya mengacu kepada fakta yang simpel bahwa orang-orang Indonesia, sebagaimana kita menikmati seks sampai menjadi obsesi, masih fakir dalam hal pendidikan seks.Buat kesana butuh waktu dan berjam-jam penuh kecemasan karena semuanya mengacu kepada fakta yang simpel bahwa orang-orang Indonesia, sebagaimana kita menikmati seks sampai menjadi obsesi, masih fakir dalam hal pendidikan seks.
Dalam ranah pribadi, gue cuman pengen bisa jalan sendirian, atau gandengan sama cowok gue di umum tanpa menarik perhatian ataupun dianggap sebagai tindakan politik. Gue nggak merasa terancam sih kalo jalan, tapi siapa yang bisa mastiin bakal kayak gini suatu hari? Dan itulah ketakutan gue: bahwa hak-hak kaum LGBT di Indonesia untuk sekedar hidup dicopot.Dalam ranah pribadi, gue cuman pengen bisa jalan sendirian, atau gandengan sama cowok gue di umum tanpa menarik perhatian ataupun dianggap sebagai tindakan politik. Gue nggak merasa terancam sih kalo jalan, tapi siapa yang bisa mastiin bakal kayak gini suatu hari? Dan itulah ketakutan gue: bahwa hak-hak kaum LGBT di Indonesia untuk sekedar hidup dicopot.
Ada banyak interseksionalitas antara perjuangan hak-hak kesetaraan bagi LGBT, wanita dan hak asasi manusia. Kalau semua yang tergabung dalam pergerakan-pergerakan ini bekerja sama, nantinya pasti akan berbuat hasil. Menurut gue hasil itu udah terlihat sekarang.Ada banyak interseksionalitas antara perjuangan hak-hak kesetaraan bagi LGBT, wanita dan hak asasi manusia. Kalau semua yang tergabung dalam pergerakan-pergerakan ini bekerja sama, nantinya pasti akan berbuat hasil. Menurut gue hasil itu udah terlihat sekarang.
Daripada nyalahin “LGBT” untuk semua masalah seksual, kenapa nggak fokus ke pendidikan SOGIEB? Itu juga menjadi harapan gue di masa depan: bahwa pendidikan seks menjadi prioritas di sini.Daripada nyalahin “LGBT” untuk semua masalah seksual, kenapa nggak fokus ke pendidikan SOGIEB? Itu juga menjadi harapan gue di masa depan: bahwa pendidikan seks menjadi prioritas di sini.
Menurut gue, kita cuman harus berperilaku baik terhadap satu sama lain kok.Menurut gue, kita cuman harus berperilaku baik terhadap satu sama lain kok.